Sejarah Desa

SEJARAH DESA

      Diriwayat pada jaman dahulu kala, entah abad ke berapa terdapat suatu kehidupan di daerah terpencil seperti perkampungan. Daerah itu sangat jauh dari keramaian juga dikelilingi hutan belantara. Hiduplah beberapa keluarga didaerah tersebut. Menurut masyarkat sekitar hanya orang yang mempunyai keberanian tinggi yang dapat mengunjungi perkampungan itu.

      Masyarakat sekitar menyebut daerah itu dengan nama "Sedong Dingin" yang berarti bahwa suatu daerah yang dikelilingi oleh perbuktian dan sungai dengan udara yang sejuk dan tanah yang subur. Daerah itu sangat subur, mata air banyak keluar dari bongkahan batu serta diatas tanah tersebut banyak ditumbuhi pepohonan besar dan kokoh. Perkampungan itu dipimpin oleh seorang Ketua Adat atau orang yang ditokohkan dan dianggap mampu untuk menjaga serta mempersatukan warga kampung jika diantara warga ada perselisihan.
Mereka hidup berdampingan dan saling menghormati diantara satu sama lain. Agama yang dianut pada saat itu adalah agama Budha, Hindu ,Animisme dan Dinamisme. Hali ini terlihat dari kebiasaan warga sekitar yang kental melakukana pemujaan-pemujaan baik terhadap batu besar, kayu besar atau menyebah roh-roh nenek moyang dan beranggapan bahwa kebiasaan itu dilakukan karena dapat dianggap menjaga alam dan keselamatan mereka.
     Pada saat agama islam masuk pulau jawa tepatnya di Kota Demak yang disaat itu dipimpin oleh raden Fatah sebagai Sultan Demak hingga turun temurun pada putra-putra beliau antara lain Sultan Trenggono. Pada saat kepemimpinan Suntal Trenggono, Sultan mengutus seorang pemuda yang gagah berani keturunan Pasai Sumatera Utara (Pasai) untuk menyebarkan agama islam ke daerah Jawa Barat , selain itu juga di utus untuk menghalau pasukan Portugis di Selat Sunda. Setelah melaksanakan tugas dari sang Sultan, pemuda itu bermukin di suatu daerah bernama cirebon yang kemudian beliau menyebarkan agama islam di Cirebon. Pemuda itu bernama Fatahillah atau yang dikenal dengan nama Syarif Hidayatullah.
     Suatu  ketika Syekh Syarif Hidayatullah mengutus seorang muridnya yang bernama Mahrif. Mahrif adalah seorang pemuda keturunan Telaga yang ditugasi Syekh Syarif Hidayatullah untuk menyebarkan agama islam di daerah cirebon bagian selatan. Tempat demi tempat beliau lalui sambil menyebarkan agama islam yang diterima dari gurunya tercinta yaitu Syeikh Syarif Hidayatullah atau sekarang dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Dalam perjalanan menyebarkan agama islam, beliau banyak sekali menghadapi rintangan. tetapi berkat kesabaran dan kegigihannya hingga sampai pada suatu daerah di Cirebon bagian selatan yang bernama Sedong Dingin yang pada saat itu warganya mayoritas beragama Hindu, budha, Animisme dan Dinamisme. Pada saat itu beliau mulai menyebarkan ajaran agama islam di daerah Sedong Dingin tersebut. Dikarenakan dengan cara menyebarkan agama islam dengan cara bersilaturahmi ke tiap-tiap rumah warga. menyampaikan dengan sopan dan penuh kasih sayang. dikarenakan dengan cara menyebarkan yang penuh dengan kesopanan, maka banyak warga yang meyakini ajaran yang dibawa beliau tetapi banyak pula yang tidak percaua akan ajaran yang dibawa beliau termasuk Ketua Adatnya atau Ketua Kuwu Sedong Dingin.
       Karena ketidak cocokan dan ketidak percayaan Ketua Adatnya terhadap ajaran agama islam yang dibawa beliau, maka demi menjaga kerukunan warga Sedong Dingin beliau bersama pengikutnya memisahkan diri ke suatu tempat yaitu Bakom Pasir Ipis dan mengembangkan pemerintahan nya disana. Utusan Syekh Syarif Hidayatullah itu bernama Syekh Maulana Maghribi yang bergelar Buyut Bewu, diberinya gelar Buyut Bewu adalah karena kepintarannya beliau menjadi lebe (Kiyai) dan Kuwu (pemimpin). Pusat pemerintahan berada di dekat sungai Cimanis, hinga beliau wafat dan dimakamkan di tempat ini, maka pada saat itu tempat tersebut dikenal dengan nama Pajajaran Wa Buyut.

      Adapaun susunan Kuwu yang pernah memimpin Desa Sedongkidul sampai dengan saat ini sebagai berikut :
1.   Kuwu Sedong Dingin
2.   Kuwu Buyut Bewu
3.   Kuwu Syekh Sedong
4.   Kuwu Astrana Bana I
5.   Kuwu Buyut Bapang 
6.   Kuwu Buyut Bagja
7.   Kuwu Astrana Bana II
8.   Kuwu Temas
9.   Kuwu Asmaran
10. Kuwu Selir
11. Kuwu Astradikrama
12. Kuwu Maryam 
13. Kuwu Sawijan
14. kuwu Kerta Perwata
15. Kuwu Iyas Natakrama 
16. Kuwu Sarjam Sukanda
17. Kuwu Yamin
18. Kuwu Tirta Atmaja
19. Kuwu Jumhani (Pejabat)
20. Kuwu Surachman 
21. Kuwu H. Djuanda (Pejabat)
22. Kuwu Jumhuruddin
23. Kuwu Sudirman 
24. Kuwu H. Djuanda (Pejabat)
25. Kuwu Ahmad Saehu (Kuwu Sekarang)

      Demikian uraian singkat tentang Sejarah Desa Sedongkidul Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon.

4 komentar:

  1. wah baru tau alias kakara nyaho padahalmah desa sorangan

    BalasHapus
  2. Mantaaap sejarah na sedong.baru tahu buyut bewu tuh syeh maulana maghribi

    BalasHapus
  3. Saha tah syekh maulana maghribi kang?

    BalasHapus